Mahasiswa asal Bengkulu Kibarkan Merah Putih di Jerman

Mahasiswa asal Bengkulu Kibarkan Merah Putih di Jerman

 \"Paskibra_jerman\" BENGKULU, BE - Suatu kebanggaan Provinsi Bengkulu karena ada 3 mahasiswanya yang menjadi tim pasukan pengibar bendera (Paskibra) merah putih saat pelaksanaan upacara HUT RI ke-71 di hari di Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Kota Berlin, Jerman. Mereka adalah Fika Disyacitta Dhamayantie, Yayan Budiman dan Meirita Triani Yalhan.

Seperti Fika Disyacitta, yang kini berumur 20 tahun, sangat beruntung terpilih menjadi tim Paskibra KBRI Jerman dalam upacara HUT RI tersebut. Terlebih lagi perannya dalam tim Paskibra menjadi pembawa bendera, suatu kebanggan untuk putri ke-4 pasangan Ir Drs H Sudoto MPd dan Ir Hj Neneng Ai itu.

Pasalnya, ada puluhan peserta yang mendaftarkan diri untuk menjadi pasukan pegibar bendera itu, sejak KBRI Jerman membuka pendaftaran bulan Juni 2016. Fika mengakui jika mulai pendaftaran sampai seleksi ada puluhan pelajar asal Indonesia lain yang mengikuti seleksi tim Paskibra ini.

\"Pendaftarannya bulan Juni kemarin, seleksinya bulan Juli. Secara keseluruhan pendaftaran dan seleksi sama seperti di Indonesia,\" ungkap Fika.

Rata-rata tim Paskibraka di Jerman merupakan mahasiswa, tidak seperti di Indonesia dimana tim Paskibraka harus setingkat Sekolah Menengah Atas (SMA). Hal itu terjadi lantaran terbatasnya siswa setingkat SMA menuntut ilmu di Jerman, hampir 95 persen mahasiswa. Tim paskibra terdiri dari 16 orang, semuanya merupakan mahasiswa yang menuntut ilmu di Jerman.

Pelaksanaan upacara juga hampir sama seperti di Indonesia, yang berbeda jumlah peserta upacaranya. Beberapa tamu penting juga diundang saat melaksanakan upacara pada Rabu (17/8) waktu setempat. \"Yang menjadi pembina upacara Pak Fauzi Bowo selaku Dubes Indonesia untuk Jerman. Jika dijumlah ada puluhan pejabat penting, tamu undangan dan ratusan peserta upacara,\" imbuh Fika, alumni SMAN 5 Bengkulu itu.

Menurut Fika, dengan ada 3 mahasiswa asal Bengkulu yang menjadi anggota paskibra, yakni ada Yayan Budiman dan Meirita Triani Yalhan asal Kabupaten Kaur, merupakan salah satu bukti jika pemuda asal Provinsi Bengkulu mampu bersaing dengan mahasiswa asal provinsi lain di Indonesia.

Saat disinggung kenapa bisa betah di negeri orang, Fika berpendapat, kuliah sampai ke Jerman merupakan cita-cita dan targetnya sejak SMA. Selain itu jumlah mahasiswa Indonesia di Jerman yang cukup sedikit menjadikan sebuah keluarga jika berkumpul atau bertemu.

\"Sukanya bisa ketemu sesama teman asal Indonesia, rasanya kaya banyak punya saudara di Jerman. Dukanya nggak ada,\" kata mahasiswa jurusan Tehnik Universitas Hs Anhalt Kothen ini.

Terlebih lagi tanggapan mahasiswa asing sangat positif kepada mahasiswa Indonesia. Menurut Fika, mahasiswa asli Jerman sangat menerima mahasiswa Indonesia meski berbeda budaya dan kultur. Mereka juga senang, karena banyak mahasiswa asal Indonesia tertarik belajar di negaranya. \"Mereka menerima kita dengan baik, mereka juga senang karna banyak tertarik belajar di negara mereka,\" terang Fika.

Kemudian Fika berpesan untuk pelajar di Bengkulu, untuk bisa belajar di luar negeri tidak lah sulit. Dengan syarat jangan mudah putus asa jika mempunyai target. Kita harus punya pendirian dan tekun supaya bisa mencapai target tersebut.

Sebab kata dia, berbicara tahapan untuk bisa belajar di luar negeri tentu sangat penjang. Meski demikian jika memiliki ketekunan, tidak mudah putus asa bukan tidak mungkin target itu tercapai. \"Untuk tahapan jelas panjang, namun jika tidak mudah putus asa, memiliki ketekukan bukan tidak mungkin untuk belajar diluar negeri bisa tercapai,\" tutup Fika yang di Jerman menempati asrama Studenten Wohnheim Kothen itu.(Rizki Surya Pratama)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: